"Tolong tindak polisi yang berbuat sewenang-wenang. Jangan tutupi bangkai ditubuh sendiri. Polisi pelindung masyarakat, bukan penganiaya masyarakat" bermacam slogan yang bertuliskan kecaman atas aksi arogansi oknum polisi, tampak warnai aksi ini
Tembilahan [zonaterkini] – Sebagai bentuk protes warga yang sudah gerah dan tidak terima atas peristiwa penganiayaan tewasnya Hardiansyah Alias Delon (33), Warga Jalan H. Sadri Lorong Siak Tembilahan Inhil Riau, yang diduga telah dilakukan oleh seorang oknum polisi Polres Inhil, puluhan massa anti kekerasan Inhil yang tergabung dari masyarakat dan mahasiswa di Tembilahan, Jum’at siang (08/7) melakukan aksi unjuk rasa di depan Mapolres Inhil.
Dalam aksi ini para demonstran menuntut dan mendesak Kapolres Inhil untuk segera mengusut kasus tewasnya seorang pemuda yang akrab dipanggil Delon Sabtu lalu (02/07) setelah dipukul oleh seseorang yang diduga adalah oknum polisi. Atas tuduhan telah melakukan pencurian, korban pun dicari serta ditemukan dan akhirnya dipukul oleh seorang oknum polisi di depan sebuah kedai rokok yang terletak di simpang Jalan Kartini Tembilahan, dan korban pun akhirnya tewas setelah sebelumnya sempat mengalami koma selama tiga hari di dirumah sakit Puri Husada Tembilahan.
“Masyarakat hari ini setuju tidak jika hukum itu ditegakan dengan seadil-adilnya” teriak seorang orator yang kemudian disusul dengan teriakan setuju oleh para demonstran.
Selama empat bulan terkahir di tahun 2011 ini, sedikitnya sudah tiga kasus tindak kekerasan yang dilakukan oknum polsisi telah terjadi di Tembilahan. Bukan saja hanya dalam menjalankan tugasnya menangkap pelaku kejahatan, bahkan hanya karena emosi pribadi nya ada juga oknum polisi yang tega menganiaya warga, bahkan terkadang sang oknum tersebut juga tak segan-segan untuk melepaskan tembakan
Teriakan para demonstran yang menuntut keadilan terdengar hiruk pikuk secara bergantian serta berbagai macam slogan yang bertema mengecam atas aksi tindak kekerasan oknum polisi mewarnai aski unjuk rasa yang berlangsung didepan Mapolres ini. Untuk mengantisipasi kemungkinan buruk, puluhan personil polisi juga terlihat telah disiagakan membentengi disepanjang depan Mapolres Inhil.
“Hukum di negeri ini sudah dipelintir, kalau masyarakat yang berbuat.salah maka dihabisi, tapi kalau aparat penegak hukum yang berbuat salah mereka dibiarkan” ujar orator meneriakan tentang proses hukum yang menurutnya sering terjadi di negeri ini
Aksi unjuk rasa ini baru dapat di bubarkan setelah Kabag Ops Polres Inhil, AKP Yuniar Ary bersedia keluar menemui puluhan massa didepan Mapolres Inhil serta memberikan penjelasan dan berjanji akan mengusut kasus tersebut.
“Untuk diketahui bahwa saat ini kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap lima orang saksi, dan demi Allah kasus tersebut sudah kami proses. Jadi mohonlah kiranya masyarakat untuk bersabar” ungkap AKP Yuniar Ary meyakinkan massa.
Usai mendengarkan keterangan dari Kabag Ops Polres Inhil, AKP Yuniar Ary, dengan diawali acara bersalam-salaman antara puluhan massa demonstran dengan para personil polisi yang sebagai tanda bentuk silaturrahmi antara polisi dengan masyarakat, para pengunjuk rasa pun akhirnya membubarkan dan diri meninggalkan lokasi.(**dri.ztc)
Unjuk Rasa Mengecam Sikap Arogansi Oknum Polisi
Tembilahan [zonaterkini] – Sebagai bentuk protes warga yang sudah gerah dan tidak terima atas peristiwa penganiayaan tewasnya Hardiansyah Alias Delon (33), Warga Jalan H. Sadri Lorong Siak Tembilahan Inhil Riau, yang diduga telah dilakukan oleh seorang oknum polisi Polres Inhil, puluhan massa anti kekerasan Inhil yang tergabung dari masyarakat dan mahasiswa di Tembilahan, Jum’at siang (08/7) melakukan aksi unjuk rasa di depan Mapolres Inhil.
Dalam aksi ini para demonstran menuntut dan mendesak Kapolres Inhil untuk segera mengusut kasus tewasnya seorang pemuda yang akrab dipanggil Delon Sabtu lalu (02/07) setelah dipukul oleh seseorang yang diduga adalah oknum polisi. Atas tuduhan telah melakukan pencurian, korban pun dicari serta ditemukan dan akhirnya dipukul oleh seorang oknum polisi di depan sebuah kedai rokok yang terletak di simpang Jalan Kartini Tembilahan, dan korban pun akhirnya tewas setelah sebelumnya sempat mengalami koma selama tiga hari di dirumah sakit Puri Husada Tembilahan.
“Masyarakat hari ini setuju tidak jika hukum itu ditegakan dengan seadil-adilnya” teriak seorang orator yang kemudian disusul dengan teriakan setuju oleh para demonstran.
Selama empat bulan terkahir di tahun 2011 ini, sedikitnya sudah tiga kasus tindak kekerasan yang dilakukan oknum polsisi telah terjadi di Tembilahan. Bukan saja hanya dalam menjalankan tugasnya menangkap pelaku kejahatan, bahkan hanya karena emosi pribadi nya ada juga oknum polisi yang tega menganiaya warga, bahkan terkadang sang oknum tersebut juga tak segan-segan untuk melepaskan tembakan
Teriakan para demonstran yang menuntut keadilan terdengar hiruk pikuk secara bergantian serta berbagai macam slogan yang bertema mengecam atas aksi tindak kekerasan oknum polisi mewarnai aski unjuk rasa yang berlangsung didepan Mapolres ini. Untuk mengantisipasi kemungkinan buruk, puluhan personil polisi juga terlihat telah disiagakan membentengi disepanjang depan Mapolres Inhil.
“Hukum di negeri ini sudah dipelintir, kalau masyarakat yang berbuat.salah maka dihabisi, tapi kalau aparat penegak hukum yang berbuat salah mereka dibiarkan” ujar orator meneriakan tentang proses hukum yang menurutnya sering terjadi di negeri ini
Aksi unjuk rasa ini baru dapat di bubarkan setelah Kabag Ops Polres Inhil, AKP Yuniar Ary bersedia keluar menemui puluhan massa didepan Mapolres Inhil serta memberikan penjelasan dan berjanji akan mengusut kasus tersebut.
“Untuk diketahui bahwa saat ini kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap lima orang saksi, dan demi Allah kasus tersebut sudah kami proses. Jadi mohonlah kiranya masyarakat untuk bersabar” ungkap AKP Yuniar Ary meyakinkan massa.
Usai mendengarkan keterangan dari Kabag Ops Polres Inhil, AKP Yuniar Ary, dengan diawali acara bersalam-salaman antara puluhan massa demonstran dengan para personil polisi yang sebagai tanda bentuk silaturrahmi antara polisi dengan masyarakat, para pengunjuk rasa pun akhirnya membubarkan dan diri meninggalkan lokasi.(**dri.ztc)
Dalam aksi ini para demonstran menuntut dan mendesak Kapolres Inhil untuk segera mengusut kasus tewasnya seorang pemuda yang akrab dipanggil Delon Sabtu lalu (02/07) setelah dipukul oleh seseorang yang diduga adalah oknum polisi. Atas tuduhan telah melakukan pencurian, korban pun dicari serta ditemukan dan akhirnya dipukul oleh seorang oknum polisi di depan sebuah kedai rokok yang terletak di simpang Jalan Kartini Tembilahan, dan korban pun akhirnya tewas setelah sebelumnya sempat mengalami koma selama tiga hari di dirumah sakit Puri Husada Tembilahan.
“Masyarakat hari ini setuju tidak jika hukum itu ditegakan dengan seadil-adilnya” teriak seorang orator yang kemudian disusul dengan teriakan setuju oleh para demonstran.
Selama empat bulan terkahir di tahun 2011 ini, sedikitnya sudah tiga kasus tindak kekerasan yang dilakukan oknum polsisi telah terjadi di Tembilahan. Bukan saja hanya dalam menjalankan tugasnya menangkap pelaku kejahatan, bahkan hanya karena emosi pribadi nya ada juga oknum polisi yang tega menganiaya warga, bahkan terkadang sang oknum tersebut juga tak segan-segan untuk melepaskan tembakan
Teriakan para demonstran yang menuntut keadilan terdengar hiruk pikuk secara bergantian serta berbagai macam slogan yang bertema mengecam atas aksi tindak kekerasan oknum polisi mewarnai aski unjuk rasa yang berlangsung didepan Mapolres ini. Untuk mengantisipasi kemungkinan buruk, puluhan personil polisi juga terlihat telah disiagakan membentengi disepanjang depan Mapolres Inhil.
“Hukum di negeri ini sudah dipelintir, kalau masyarakat yang berbuat.salah maka dihabisi, tapi kalau aparat penegak hukum yang berbuat salah mereka dibiarkan” ujar orator meneriakan tentang proses hukum yang menurutnya sering terjadi di negeri ini
Aksi unjuk rasa ini baru dapat di bubarkan setelah Kabag Ops Polres Inhil, AKP Yuniar Ary bersedia keluar menemui puluhan massa didepan Mapolres Inhil serta memberikan penjelasan dan berjanji akan mengusut kasus tersebut.
“Untuk diketahui bahwa saat ini kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap lima orang saksi, dan demi Allah kasus tersebut sudah kami proses. Jadi mohonlah kiranya masyarakat untuk bersabar” ungkap AKP Yuniar Ary meyakinkan massa.
Usai mendengarkan keterangan dari Kabag Ops Polres Inhil, AKP Yuniar Ary, dengan diawali acara bersalam-salaman antara puluhan massa demonstran dengan para personil polisi yang sebagai tanda bentuk silaturrahmi antara polisi dengan masyarakat, para pengunjuk rasa pun akhirnya membubarkan dan diri meninggalkan lokasi.(**dri.ztc)
Unjuk Rasa Mengecam Sikap Arogansi Oknum Polisi
Tembilahan [zonaterkini] – Sebagai bentuk protes warga yang sudah gerah dan tidak terima atas peristiwa penganiayaan tewasnya Hardiansyah Alias Delon (33), Warga Jalan H. Sadri Lorong Siak Tembilahan Inhil Riau, yang diduga telah dilakukan oleh seorang oknum polisi Polres Inhil, puluhan massa anti kekerasan Inhil yang tergabung dari masyarakat dan mahasiswa di Tembilahan, Jum’at siang (08/7) melakukan aksi unjuk rasa di depan Mapolres Inhil.
Dalam aksi ini para demonstran menuntut dan mendesak Kapolres Inhil untuk segera mengusut kasus tewasnya seorang pemuda yang akrab dipanggil Delon Sabtu lalu (02/07) setelah dipukul oleh seseorang yang diduga adalah oknum polisi. Atas tuduhan telah melakukan pencurian, korban pun dicari serta ditemukan dan akhirnya dipukul oleh seorang oknum polisi di depan sebuah kedai rokok yang terletak di simpang Jalan Kartini Tembilahan, dan korban pun akhirnya tewas setelah sebelumnya sempat mengalami koma selama tiga hari di dirumah sakit Puri Husada Tembilahan.
“Masyarakat hari ini setuju tidak jika hukum itu ditegakan dengan seadil-adilnya” teriak seorang orator yang kemudian disusul dengan teriakan setuju oleh para demonstran.
Selama empat bulan terkahir di tahun 2011 ini, sedikitnya sudah tiga kasus tindak kekerasan yang dilakukan oknum polsisi telah terjadi di Tembilahan. Bukan saja hanya dalam menjalankan tugasnya menangkap pelaku kejahatan, bahkan hanya karena emosi pribadi nya ada juga oknum polisi yang tega menganiaya warga, bahkan terkadang sang oknum tersebut juga tak segan-segan untuk melepaskan tembakan
Teriakan para demonstran yang menuntut keadilan terdengar hiruk pikuk secara bergantian serta berbagai macam slogan yang bertema mengecam atas aksi tindak kekerasan oknum polisi mewarnai aski unjuk rasa yang berlangsung didepan Mapolres ini. Untuk mengantisipasi kemungkinan buruk, puluhan personil polisi juga terlihat telah disiagakan membentengi disepanjang depan Mapolres Inhil.
“Hukum di negeri ini sudah dipelintir, kalau masyarakat yang berbuat.salah maka dihabisi, tapi kalau aparat penegak hukum yang berbuat salah mereka dibiarkan” ujar orator meneriakan tentang proses hukum yang menurutnya sering terjadi di negeri ini
Aksi unjuk rasa ini baru dapat di bubarkan setelah Kabag Ops Polres Inhil, AKP Yuniar Ary bersedia keluar menemui puluhan massa didepan Mapolres Inhil serta memberikan penjelasan dan berjanji akan mengusut kasus tersebut.
“Untuk diketahui bahwa saat ini kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap lima orang saksi, dan demi Allah kasus tersebut sudah kami proses. Jadi mohonlah kiranya masyarakat untuk bersabar” ungkap AKP Yuniar Ary meyakinkan massa.
Usai mendengarkan keterangan dari Kabag Ops Polres Inhil, AKP Yuniar Ary, dengan diawali acara bersalam-salaman antara puluhan massa demonstran dengan para personil polisi yang sebagai tanda bentuk silaturrahmi antara polisi dengan masyarakat, para pengunjuk rasa pun akhirnya membubarkan dan diri meninggalkan lokasi.(**dri.ztc)
Artikel Terkait