Jakarta [zonaterkini] - Sekitar 300 Satuan Tugas (Satgas) 86 bentukan Polda NTB masih melakukan perburuan terhadap para penghuni pondok Umar Bin Khatab, pondok yang menjadi lokasi ledakan bom rakitan pada 11 Juli 2011.
"Satgas 86 Polda NTB masih ada di Bima untuk tindak lanjut dan pengembangan terkait ledakan itu. Sampai sekarang belum kembali. Total anggota ada 300 personil," kata Kapolda NTB, Brigjen (Pol) Arief Wachyunadi, saat dihubungi, Minggu (16/7/2011) malam.
Ledakan terjadi di dalam pondok Umar Bin Khatab, 11 Juli 2011 pukul 15.30 WITA, menewaskan Suryanto Abdullah alias Firdaus. Pondok itu sempat dikuasai sekitar 49 pengurus dan santri, sebelum digerebek Satuan Tugas (Satgas) 86 bentukan Polda NTB pada dua hari berikutnya. Sayang, para penghuni pondok telah melarikan diri lebih dulu.
Sebagai pimpinan kepolisian di NTB, Arief mengakui dirinya membentuk satgas ini secara khusus pasca-ledakan bom di pondok tersebut. "Angka 8 adalah fungsi operasional kepolisian, yang terdiri dari anggota reserse dan intelejen dari Polda NTB. Sedangkan angka 6, itu fungsi pendukung, seperti dukungan patroli helikopter, anggota Brimob, Propam, dan anggota identifikasi," paparnya.
Menurutnya, tertangkapnya pimpinan pondok UBK di rumah orangtuanya pada Jumat (15 /7/2011) siang, adalah hasil kerja keras Satgas 86. "Jarak pondok dengan lokasi rumah orang tua Abrori sekitar 5 kilometer. (Kemarin) pagi sudah di polda," imbuhnya.
Selain menangkap pimpinan pondok, petugas juga menangkap 7 orang yang merupakan kerabat Firdaus, yang diduga mengetahui ledakan bom saat itu. Kedelapan orang itu dikenakan Undang-undang Darurat. (**)
sumber: tribunnews.com
Artikel Terkait