 |
| ilustrasi |
Palu [zonterkom] - Kontributor Metro TV dan Harian Media Alkhairaat Palu, Subandi Arya, dilarikan ke Rumah Sakit Poso, untuk mendapat perawatan medis setelah dikeroyok mahasiswa Universitas Sintuvu Maroso (Unsimar) Poso, Sulawesi Tengah, Senin (28/2) malam.
Rekan satu profesi Subandi, Amar, menyatakan Subandi untuk sementara dirawat di rumah sakit. Amar menambahkan Subandi mengalami luka di bagian kepala, bibir dan leher. Selain itu, mata Subandi juga lembam, dan bagian bawah telinga kanannya mengeluarkan darah.
Rekan satu profesi Subandi, Amar, menyatakan Subandi untuk sementara dirawat di rumah sakit. Amar menambahkan Subandi mengalami luka di bagian kepala, bibir dan leher. Selain itu, mata Subandi juga lembam, dan bagian bawah telinga kanannya mengeluarkan darah.
Pemukulan terhadap Subandi diduga terkait pemberitaan di Media Alkhairaat, edisi Jumat (25/2). Saat itu, Subandi mewartakan aksi unjuk rasa mahasiswa Unsimar yang menuntut pengunduran diri rektornya yang berlangsung Kamis (24/2) dengan membakar belasan kursi dan melempari jendela rektorat. Dalam beritanya, Subandi mengutip sumber mahasiswa bernama Khutbah.
Menurut Khutbah, aksi itu tidak murni untuk kepentingan mahasiswa, karena sudah mengarah kepada pembunuhan karakter rektor Unsimar. Berita tersebut dianggap keliru oleh mahasiswa.
Senin siang sekitar pukul 13.30 Wita, Subandi yang tengah berada di Kampus Unsimar didatangi 20 orang mahasiswa. Ia kemudian dipukuli hingga berdarah. Sejumlah mahasiswa dan polisi berseragam sipil yang melihat aksi itu kemudian menghentikan pemukulan. Subandi kemudian dievakuasi ke kantor Kepolisian Resor Poso.
Sementara itu, Ketua Aliansi Jurnalis Indepen (AJI) Palu, Ridwan Lapasere, mengatakan kasus itu harus diselesaikan secara hukum, karena sudah masuk ranah tindakan kriminal. "Kami minta aparat penegak hukum memproses ini hingga tuntas. Kekerasan terhadap wartawan tidak boleh dibiarkan terjadi," tegas Ridwan.
Menurut Ridwan, AJI Palu akan mengumpulkan bukti-bukti medis maupun bukti fisik. Sebelumnya, kasus penganiayaan wartawan juga terjadi di Kota Palu, 30 Desember 2010 lalu. Kantor "beritapalu.com" yang juga sekretariat AJI Palu, diserang sekelompok pemuda berseragam. Empat wartawan dipukul, satu diantaranya mengalami luka di bagian pipi. (Metrotvnews.com)
Menurut Khutbah, aksi itu tidak murni untuk kepentingan mahasiswa, karena sudah mengarah kepada pembunuhan karakter rektor Unsimar. Berita tersebut dianggap keliru oleh mahasiswa.
Senin siang sekitar pukul 13.30 Wita, Subandi yang tengah berada di Kampus Unsimar didatangi 20 orang mahasiswa. Ia kemudian dipukuli hingga berdarah. Sejumlah mahasiswa dan polisi berseragam sipil yang melihat aksi itu kemudian menghentikan pemukulan. Subandi kemudian dievakuasi ke kantor Kepolisian Resor Poso.
Sementara itu, Ketua Aliansi Jurnalis Indepen (AJI) Palu, Ridwan Lapasere, mengatakan kasus itu harus diselesaikan secara hukum, karena sudah masuk ranah tindakan kriminal. "Kami minta aparat penegak hukum memproses ini hingga tuntas. Kekerasan terhadap wartawan tidak boleh dibiarkan terjadi," tegas Ridwan.
Menurut Ridwan, AJI Palu akan mengumpulkan bukti-bukti medis maupun bukti fisik. Sebelumnya, kasus penganiayaan wartawan juga terjadi di Kota Palu, 30 Desember 2010 lalu. Kantor "beritapalu.com" yang juga sekretariat AJI Palu, diserang sekelompok pemuda berseragam. Empat wartawan dipukul, satu diantaranya mengalami luka di bagian pipi. (Metrotvnews.com)
Artikel Terkait
