ilutrasi |
Berdasarkan informasi yang diperoleh Serambi, insiden itu berawal saat Nanda (28), penjaga gudang Amad Kompi, sedang asyik menonton televisi di ruang tengah rumah. Tiba-tiba datang lima OTK bersenjata, menenteng sangkur dan senpi jenis AK-47.
Salah satu dari tamu tak diundang itu menodongkan senpi ke kepala Nanda, seorang lainnya mengarahkan sangkur ke leher korban. Karena diancam pakai senpi dan sangkur, Nanda akhirnya menuruti permintaan pelaku. Termasuk kesediaannya memperlihatkan KTP.
Tak lama berselang, salah satu dari mereka mendobrak pintu kamar, tempat Amad Kompi terlelap. Akibatnya, Amad Kompi terbangun karena kaget. Ia lebih kaget lagi begitu menyadari di dekat kepalanya seorang pelaku sedang menodongkan senpi. Dalam pada itu, Nanda tak bisa berbuat banyak di ruang tengah, karena lehernya masih ditodongi sangkur.
Pelaku selanjutnya kabur ke arah hutan dengan membawa sebuah dompet plus uang Rp 100.000 milik Amad Kompi dan KTP milik Nanda. Mereka buru-buru ngacir lantaran melihat warga yang kebetulan melintas di depan rumah Amad Kompi.
Kapolres Aceh Timur AKBP Ridwan Usman, melalui Kasat Reskrim AKP Priyo Utomo mengakui sudah menerima laporan tentang kejadian itu. Menurut Priyo, rumah Amad Kompi didatangi lima OTK yang begitu tiba langsung melakukan penggeledahan dan mengambil dompet serta KTP korbannya.
Saat awalnya bertemu Nanda, kawanan OTK itu sempat menanyakan nama Kobra dan menanyakan di mana tasnya. Demi mendapatkan Kobra, dompet dan KTP Nanda ikut mereka periksa.
Saat pemeriksaan terjadi, Amad sedang berada di dalam kamar. Saat kawanan OTK itu memeriksa dompet Amad, tiba-tiba ada warga yang melintas di depan rumahnya. Para pelaku langsung melarikan diri sambil membawa dompet korban berisi uang hanya Rp 100 ribu. "Menurut saksi, para pelaku menggunakan senpi jenis AK dan sangkur," kata Priyo Utomo. (TRIBUNNEWS.COM
Artikel Terkait